Pada pasar mata uang (forex), banyak sekali unsur yang melingkupinya.
Pergerakan harga selalu mengalami fluktuasi sesuai dengan kondisi market yang
ada. Ada perang, bencana, kebijakan otoritas moneter, isu stabilitas keamanan
dan lain sebagainya selalu menjadi faktor utama pembentuk nilai tukar mata
uang. Lantas, parameter apakah yang bisa dijadikan acuan untuk mengetahui naik
turunnya nilai tukar suatu mata uang?
Pertanyaan di atas sangat sulit untuk dijawab, akhirnya
melahirkan sebuah prediksi atau forecast. Beberapa trader menggunakan strategi
teknikal, dan ada pula yang menggunakan strategi fundamental. Padahal jika
ditilik bahwa kedua strategi di atas (teknikal dan fundamental) sama-sama
menerjemahkan bahasa market, kemana nilai tukar mata uang tersebut akan
bergerak, kapan dan bagaimana akhirnya pergerakan itu. Artinya dua hal yang
berbeda untuk satu tujuan.
Pertanyaan
simpel, apa bisa teknikal dan fundamental berjalan beriringan? Apa memang benar
kedua kata ini benar-benar berbeda maksud? Atau memang telah terjadi kesalahan
arti oleh sebagian trader?
Fundamental
adalah buah karya pikiran atau kebijakan dari suatu akibat kejadian. Misal,
terjadi bencana alam mendadak, maka dapat dipastikan bahwa pemerintah akan
mengadakan kebijakan untuk mengatur dampak bencana tadi, misal dengan bantuan
atau pengaturan area bencana. Hal ini akan berdampak pada laju barang dan jasa
baik yang melewati maupun yang ada di daerah bencana tersebut. Akhirnya akan
menghasilkan suatu trend aliran jasa dan barang negara tersebut yang bergantung
pada besar kecilnya skala bencana tadi. Jika skala bencana besar maka akan
besar pula pengaruhnya dan begitu juga sebaliknya. Nah, antara terbentuknya
fundamental dan trend bentukan tadi, disitulah letak volatile harga, karena
bersifat penyesuaian.
Melihat
hal itu, maka tampaknya ada benang merah yang menghubungkan fundamental dan
teknikal agar dapat bersifat ilmiah untuk diterjemahkan kedalam bahasa teknikal
yang cukup akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar