Senin, 22 Juni 2015

Memahami Indikator Volume

Volume dalam pasar saham dapat menunjukkan berapa banyak trader yang terlibat dalam suatu transaksi, sebab semua transaksi tercatat dalam bursa efek yang bersangkutan. Sedangkan dalam pasar forex tidak ada pusat bursa yang meregistrasi semua transaksi, terlebih lagi pada broker-broker market maker, yang membuat market tiruan, volume yang ada di MT4 adalah volume yang rentan manipulasi. Indikator Volume dalam pasar forex dibuat dari jumlah tick/perubahan harga dalam satu candle, asumsinya makin sering harga berubah berarti pelaku pasar makin banyak yang terlibat. Jadi sekalipun indikator volume dalam forex tidak menunjukkan volume transaksi yang sebenarnya, asumsi yang dipakai untuk melakukan konstruksi indikator volume tersebut dianggap valid dan menunjukkan partisipasi pelaku pasar dalam mendukung trend harga. Indikator volume kita manfaatkan untuk melihat trend harga mayoritas dan karena kita hanya ingin mengikuti trend maka indi volume kita setting untuk menunjukkan kenaikan partisipasi pelaku pasar saja, sementara pengurangan pelaku pasar kita abaikan, dan karena itu pada indi volume yang kita gunakan hanya fokus pada bagian yang naik, dengan cara memberi ketebalan yang lebih. Inti dari indikator volume adalah apabila pergerakan harga disertai dengan volume transaksi yang besar maka para trader yang mengikuti trend bisa mendapat profit dengan Open Posisi searah dengan trend mayoritas.

Sekarang kita akan melihat bagaimana indikator volume membantu kita melihat kenaikan sentimen pelaku pasar terhadap harga.

  Gambar 1. Membaca Indikator Volume

Dari deretan candle bullish dan bearish dalam kotak pada gambar di atas kita melihat terjadinya kenaikan bar volume. Hal ini menunjukkan sentimen pelaku pasar cukup kuat. Walaupun kenaikan bar volume tidak selalu identik dengan kenaikan harga yang ekuivalen.  

Deretan trend dengan bar volume biasanya 3 - 5 bar di time frame H4, trend sudah selesai, entah konsolidasi balik harga maupun penerusan trend.
Dalam suatu periode waktu, indikator volume yang kita perhatikan adalah volume yang mendekati volume tertinggi, nilainya minimal 50%, sebagai contoh kita ambil 50% dan 75%. Jika dalam satu periode waktu pelaku pasar merubah harga dengan volume 4456 misalnya, maka jika kita ingin mengikuti trend mayoritas kita hanya akan ambil posisi apabila jumlah pelaku pasar yang bertransaksi di candle sebelumnya mencapai minimal 50% yaitu 2238. Misal kita memakai acuan periode 1 hari dengan analisa memakai candle H1 maka dalam satu hari tersebut kita cari volume tertingginya, lalu kita melihat candle mana yang memiliki volume 50% atau lebih, di situlah biasanya pasar aktif menentukan support resistance.

Gambar 2. Enrtry berdasarkan level volume

Pada Gambar 2 di atas, kita melihat candle 1 sebagai candle dengan volume tertinggi dihari sebelumnya, 4456, nah ini bisa dijadikan acuan candle mana yang kita ikuti pada hari berikutnya jika memiliki bar volume minimal 50%-nya. Candle 2 adalah candle pertama di hari itu yang memiliki volume sedikit di atas 50% bar tertinggi hari sebelumnya. Di situ pelaku pasar mayoritas memilih posisi buy, dan jika kita ikuti akhirnya pada hari tersebut harga naik terus, candle 3 adalah konfirmasi candle 2 dan kita bisa OP lagi. Jadi dengan mengikuti trend mayoritas peluang kita untuk profit sangat besar dan peluang loss adalah minimal.

Untuk meningkatkan kepekaan kita terhadap signal bar volume tersebut, sebaiknya dilakukan back test dan forward test.

Selamat mencoba...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar